Tomodachi no Imouto ga Ore ni Dake Uzai Volume 1 Chapter 3 Bahasa Indonesia


Chapter 3: Pendamping Presiden Perusahaan Hanya Dingin Terhadapku


Malamnya, sekitar jam 8 malam. Dengan memegang smartphone, aku meninggalkan rumahku. Rumahku adalah rumah besar 5 lantai, yang jaraknya sekitar 20 menit dari stasiun kereta dengan berjalan kaki. Sekarang sudah larut malam, ada lebih sedikit bayangan orang di jalan, dan suasananya mulai menyeramkan, jadi aku segera menuju restoran keluarga di dekat rumahku. Namun, aku ke sana bukan untuk makan malam. Aku dipanggil oleh Oji-san - Presiden Tsukinomori - dan tentu saja alasannya untuk membahas pekerjaan. Rupanya dia ingin memberiku detail 'syarat' yang dia tidak sempat dia jelaskan sebelumnya. Aku sudah mengatur penampilanku dengan cermat dengan gaya rambut dan seragam yang rapi, dan siap untuk menyambutnya. Aku tidak tahu syarat macam apa yang akan kami bahas, tapi aku siap untuk berlutut dan menjilat sepatunya jika perlu.

Jika tawarannya berfungsi sebagai tiket kilat ke dunia bisnis besar, sedikit merendahkan diri sekarang adalah bayaran yang kecil. Sadar akan fakta bahwa aku tidak punya sedikit pun kebanggaan yang tersisa dalam diriku, aku memasuki restoran 24 jam,  "Royal Guest." Itu punya harga yang agak tinggi untuk sebuah restoran keluarga, dan itu jelas merupakan tempat yang takkan pernah dimasuki sendirian oleh seorang sarjana sepertiku. Namun, hari ini aku ditraktir oleh Presiden Tsukinomori, dan dia sudah memutuskan tempat itu.

Aku merasa sangat buruk ditraktir untuk makan di sini, tapi itu adalah keputusannya, jadi mau bagaimana lagi. Aku hanya perlu berterima kasih untuk itu.

—Sejujurnya, ditraktir makan malam seperti ini membuatku sangat bahagia!

Yah, kurasa ini sekali tepuk dua lalat.

(TN: Sekali melakukan sesuatu, mendapat beberapa hasil sekaligus)

“Heeei, Akiteru-kun. Disini."

Saat aku melangkah masuk, aku bahkan tidak perlu bertanya pada pelayan tentang Oji-san. Mata kami langsung bertemu.

“Aku tahu kamu sampai di sini sebelum aku. Aku minta maaf karena terlambat. "

"Ohh, tidak perlu dipikirkan. Di saat-saat seperti ini, para atasan haruslah yang bertindak dewasa, ”katanya sambil menggerakkan jari-jarinya di kumisnya.

Walau gerakan seperti ini akan menunjukkan kalau dia adalah orang kaya, itu tak mungkin jauh dari kenyataannya. Dia adalah model yang sempurna dari seorang presiden perusahaan, menyatu dengan segala sesuatu yang akan menciptakan manajer yang baik. Dalam bisnis modern, di mana atasan memerintah bawahan mereka di saat mereka memperoleh kekuasaan, karakter seperti dia agak jarang.

... Yah, aku bukan anggota resmi masyarakat pekerja, jadi aku tidak akan tahu.

Aku pernah membacanya di kolom keluhan di situs jejaring sosial, jadi itu pasti benar.

"Kalau begitu tolong maafkan aku."

"Kamu tidak perlu bersikap formal, tahu. Kalau bahu dan sikumu terlalu tegang, mereka akan kaku dalam waktu 10 tahun. Satu-satunya tempat laki-laki diizinkan untuk kaku adalah pada tongkat daging di bagian bawah kita, ha ha ha! ”

"………"

Sementara Presiden Tsukinomori menertawakan lelucon tingkat sekolah dasar, aku harus menahan diri untuk tidak merespons. Mungkin itu karena aku duduk di sana dan tidak berbicara sama sekali, tapi Presiden batuk sekali dan kembali ke jalurnya.

"Ahhh, yah, sebenarnya ada orang lain yang harusnya makan malam bersama kita, tapi mereka belum datang. Sementara itu, akj akan selesai menjelaskan situasinya. "

"Ya," aku menegakkan punggungku.

... Permintaan tidak masuk akal macam apa yang akan dia berikan padaku?

"Pertama, aku mengambil kebebasan untuk memainkan game yang kamu kirim."

Sementara dia mengatakan itu, Presiden Tsukinomori mengeluarkan sebuah smartphone dan meletakkannya di atas meja. Layar judul game tampil di layar smartphone itu, lengkap dengan rumah bergaya barat, karakter seperti anime dengan wajah ketakutan, monster, dan beberapa efek khusus untuk melengkapi suasana.

Judul permainan itu adalah "Malam Berteriak Koyama yang gelap," semua hak untuk game ini milik "aliansi lantai 5". Itu adalah permainan horor untuk bermain gratis dengan banyak gadis cantik.

“Aku sangat terkejut. Aku tidak menyangka kalau akan dapat merilis game seperti ini sendiri," katanya.

“Bukan hanya aku. Semua anggota tim membantu."

"Programmer OZ, ilustrator Murasaki Shikibu-sensei, penulis skenario Makigai Namako, seorang aktris pengisi suara yang tidak dikenal, dan produser dan sutradara Aki ... yaitu, kamu," kata Oji-san, membacakan para pemeran.

"Ya, setiap anggota adalah penting, dan kami tidak akan bisa menyelesaikan permainan jika ada yang hilang."

Betul. Game ini dibuat olehku, dan beberapa temanku. Tidak seorang pun di kelas tahu tentang ini. Itu adalah rahasia kami.

"Hmmm. Pekerjaan ini menjadi hit besar di industri, kamu tahu. Grup misterius yang disebut "aliansi lantai 5". Karya ini punya skenario yang sangat cocok dengan gameplaynya, desain karakter yang menawan yang bahkan akan membuat malu seorang pro, seorang aktris suara dengan latar belakang yang tidak diketahui - dan tanpa dana besar ataupun reklame, kamu berhasil mendapatkan sekitar 1 juta unduhan hanya dengan iklan dari mulut ke mulut. ”

“Kami baru mulai. Belum lagi proyek utama perusahaan Oji-san punya total 10 juta unduhan. "

"Itu hanya karena kami punya modal yang sangat besar sehingga kami bisa mengiklankannya, kamu tahu," Presiden Tsukinomori tersenyum kecil sambil dengan lembut membelai bagian belakang kepalanya. “Kamu telah berhasil memperoleh sedikit daya saing dengan lebih sedikit orang, uang, dan waktu. Aku ingin tahu apakah aku akan bisa melakukan itu pada masa mahasiswaku ... Aku juga memainkan gamenya, dan itu popularitasnya memang layak. "

"…Kalau begitu…!"

"Tapi ini cerita yang sama sekali berbeda."

Saat aku mulai tergesa-gesa, rasanya seperti dia menembusku.

“Aku sangat mengerti semangatmu. Aku sepenuhnya memahami keinginanmu untuk bekerja di bawah ‘Honey Play' ku."

"Namun," lanjutnya.

“Dunia orang dewasa tidaklah mudah. Jika kamu ingin menerima perlakuan khusus dariku, aku ingin kamu membayar kompensasi yang memadai - Oh, oops. Kita membuat pelayannya menunggu. "

"Ahh, itu benar. Umm ... Ini menu Anda. ”

Pelayan sudah dengan sopan mengawasi meja kami dari tadi, menunggu kami untuk membuat pesanan kami. Bahkan tampaknya jumlah orang di restoran sudah bertambah, jadi mungkin akan sangat aneh jika kami tidak segera memesan. Aku mengambil menu. Aku berpikir kalau aku hanya akan memesan sesuatu untuk diminum saat ini, tapi ...

"Ini sudah lewat jam makan malam, kan? Jangan menahan diri, oke? Pesan saja apa pun yang kamu mau. "

"... Baiklah kalau begitu."

Seperti yang sudah kurencanakan sejak awal, aku membiarkan diriku ditraktir.

"Maaf, mbak pelayan."

"Ya."

“Satu paket hamburger Italia. Dan juga-"

"Aku pesan carbonara dengan telur setengah matang."

“Kurasa makanannya itu saja . Dan minuman alkohol untuk dua ... tidak, untuk tiga orang. "

"Tiga? …Ah."

Walau pelayannya ragu-ragu sejenak, Oji-san mungkin sudah memberi tahu mereka jumlah orang saat dia memesan meja kami, jadi dia tampak puas dengan itu. Setelah kami selesai memesan, pelayan itu akan pergi, tapi Oji-san tiba-tiba menghentikannya.

"Kamu. Kamu punya jari-jari yang sangat indah. ”

"Eh?"

"Haah?"

... Nih orang ngomong apa tiba-tiba?

"Jari-jarimu bergerak begitu indah barusan sehingga aku sedikit terpesona."

"Y-Ya..."

“Bagaimana kalau kita berbicara setelah ini? Itu mungkin saja karena aku tahu aku menginginkan kamu, tapi aku menjaga kursi penumpangku tetap terbuka. "

“... !!! Sa-Saya saat ini sedang bekerja! Permisi!"

Wajah pelayan itu berubah merah padam, dan dia buru-buru lari ke belakang untuk bersembunyi.

Dan aku benar-benar mengerti alasannya. Dia jelas berusaha mengantarnya, dan dengan cara yang sangat mencurigakan. Jika dia seorang presiden perusahaan dan aku hanya seorang karyawan rendahan, aku mungkin sudah memutuskan untuk mengabaikan ini. Tapi aku tidak bisa tinggal diam saat orang yang punya hubungan darah denhanku melakukan pelecehan seksual semacam ini di depanku.

"Oji-san, itu sedikit keterlaluan."

"Kenapa? Aku hanya mengatakan padanya apa yang kupikirkan. Itu hal yang sopan untuk dilakukan terhadap wanita, bukan?"

"Kamu bukan orang Italia ..."

"Hal-hal yang kuanggap baik adalah baik, dan jika aku ingin membuat kemajuan, maka aku akan melakukannya. Itu hanyalah cara sederhana untuk menikmati hidupmu. "

"Yah, itu mungkin benar, tapi tetap saja ..."

“Rasa sayangmu tidak akan sampai pada orang lain jika kamu tidak mengatakannya dengan lantang. Mengakui perasaanmu seperti tsundere hanya bekerja di anime. ”

“……!”

Aku sepenuh hati setuju dengan kata-kata itu. Walau aku tidak merasa ingin membuat kemajuan pada pelayan yang belum pernah kulihat sebelumnya, pendapatnya tentang ini adalah sesuatu yang selalu kusayangi.

Ini benar-benar kebenaran dunia!

"Dan juga, sepertinya dia tidak membencinya ... Lihat."

Saat aku mengikuti pandangannya, aku melihat pelayan itu mengambil napas dalam-dalam, memegang pipinya dengan satu tangan dan mengipasi dirinya sendiri dengan yang tangan lainnya. Saat matanya bertemu Oji-san, dia tampak lebih bersemangat, dan saat dia melambai padanya, dia menunjukkan kepadanya senyum cerah dan membungkuk—

Apa-apaan itu? Apa-apaam reaksi yang tak bisa dibaca itu?

"Sepertinya dia tidak membencinya, tapi ... dia benar-benar tidak membuatnya sangat jelas."

"Bagaimanapun, hati seorang wanita adalah hal yang rumit. Walau dia mungkin merasa terganggu dengan kemajuanku yang tiba-tiba, ini adalah bukti kalau dia mengerti bahwa tidak ada niat buruk di baliknya. Dari reaksi awal ini, sekitar dua dari tiga percobaan berubah menjadi membungkuk ... kurasa. ”

"Yang benar saja ... Aku tidak menyangkanya ... atau semacamnya."

Walau itu melintas dalam pikiranku untuk sesaat, Oji-san adalah pemainnya. Saat aku masih muda, aku benar-benar tidak memahami kisahnya dengan baik, tapi aku mendengar aku ada banyak perselisihan di rumah tangga Tsukinomori. Kalau dipikir-pikir lagi, urusan terus-menerus dan panggilan kucing (bersiul atau berteriak pada wanita yang lewat) dari pihak suami merupakan 80%, atau paling buruk 100% alasan pertengkaran mereka.

—Pria tua ini benar-benar sesuatu. Nah, bagiku untuk datang ke sini, bersiap untuk bersujud padanya, aku mungkin akan menjadi bajingan yang bahkan lebih besar.

... Ups, aku harus berhati-hati di sini. Aki harus mengembalikan pikiranku ke mode bisnis. Jika aku membuat kesalahan besar di sini, janji kami mungkin bisa diperdebatkan.

"Bolehkah aku pergi ke toilet sebentar?"

"Ahh, tentu. Pegilah."

"Baiklah, jika kamu mengizinkan ..."

Ayo kita beranjak dari kursi dan menjernihkan pikiranku. Dan ayo kita juga melakukan beberapa hipnosis sendiri untuk memastikan kalau aku tidak pernah ingat pria tua mesum yang menggoda pelayan.

"Aku seorang babu presiden perusahaan. Aku seorang babu presiden perusahaan. Aku seorang babu presiden—"

Sambil berjalan menyusuri lorong menuju toilet, aku terus mengulanginya untuk diriku sendiri agar aku bisa memasuki mode bisnisku lagi.

——Tentu saja, itu berakhir dengan kegagalan.

Belum lagi saat aku mencoba untuk melapikiran-pikiran ini dari kepalaku, aki benar-benar mengabaikan tanda yang bertuliskan “Toilet Campuran,” dan juga mengabaikan stiker yanh bertuliskan “Peringatan! Kuncinya rusak! Pastikan mengetuk beberapa kali sebelum membuka pintu!”

"……………… Fue?"

"……………………………….Ah."

Waktu membeku.

Suara logam dari pintu yang dibuka

Di dalam ... adalah seorang cewek yang sedang meluruskan punggung bawahnya.

“…………”

“…………”

Dia mungkin ingin memakai kembali celana dalam berwarna kuningnya, karena dia memegang karet di bagian tengah pahanya saat dia membeku di tempat. Gerakannya mungkin terhenti karena penyusup yang tiba-tiba (aku), yang sayangnya membuatnya tampak sedikit lucu. Dan, karena roknya sedikit terangkat, aku bisa melihat tepat ke tempat celana dalamnya bersembunyi.

"………"


“…….”

Selama beberapa detik, kami hanya saling menatap. Kalau dia seorang cowok, aku mungkin bisa selamat dari situasi itu. Namun, dilihat dari manapun, dia itu seorang cewek . Belum lagi dia cukup imut.

Kesan pertama: Dia adalah makhluk yang akan menghancurkan saat kau menyentuhnya. Seperti Putri Salju.

Rambut pendek perak-pirang, dengan selera gaya penampilan yang dingin. Sebuah kalung tergantung di lehernya, dan anting-anting dengan motif kerang membuatnya tampak seperti putri duyung. Tingginya sekitar satu kepala lebih pendek dariku. Tidak, dia berada di sisi yang lebih kecil bahkan untuk seorang gadis. Tidak ada benjolan besar yang memberinya garis tubuh yang ramping, dan bahunya yang ramping memberikan daya tarik seksual yang aneh.

Anak SMP... atau mungkin anak SMA? Celah pesonanya membuatku lengah, yang membuatku tidak bisa menebak usianya yang sebenarnya.

—Tunggu, kenapa aku dengan tenang menilai situasi dan penampilannya?

Ini benar-benar salah, tahu? Aku harus menjernihkan situasi dengan benar dan tidak terpesona olehnya. Bahkan jika ini adalah kecelakaan, bahkan jika aku punya alasan untuk ini, saat aku melihatnya, itu benar-benar diperdebatkan.

Kalau begitu, aku hanya perlu bertindak seolah-olah aku tidak melihatnya; seolah aku tidak menyadarinya. Aku hanya akan melakukan tindakan yang dilakukan manusia yang tidak memperhatikannya. Itu adalah…!!!

"Kalu begini terus aku akan ngompol !!! —Itulah yang akan kulakukan, bertindak seolah-olah aku tidak bisa menahannya sambil menarik celanaku ke bawah," aku mulai mengucapkan omong kosong.

“Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!!

Saat jeritan yang menusuk telinga ini terdengar di toilet, aku menerima serangan langsung ke hatiku dan roboh tepat di tempat.

*

"Ahahahaha! Bagus sekali, sangat bagus! Berpikir kalau pertemuan pertamamu akan menjadi momen keberuntungan mesum! "

"... Tidak bagus sama sekali. Ini sebenarnya sangat buruk. "

"Kukukuku, yah, lagipula tak ada yang terluka. Yah, kecuali seseorang. ”

"Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya kamu dia ada di toilet? Itu hampir memberiku catatan kriminal!

Itu sekitar 30 menit setelah momen yang disebut 'keberuntungan mesum'.

Untuk beberapa alasan, aku duduk di meja yang sama dengan Putri Salju yang pernah kusela. Sementara aku memasukkan hamburger Italia yang seperti tak ada rasanya ke dalam mulutku, Oji-san tersenyum kecil dan Putri Salju meminum jus tomatnya dengan ekspresi datar di wajahnya. Karena aku belum memberikan perhatian yang cukup sebelumnya, makan malamnya menjadi sangat canggung. Sementara aku melihat cewek itu menggigit sedotan di jus tomatnya, aku teringat kalau Iroha juga menyukai jus tomat.

Mungkin populer di kalangan cewek SMA sekarang? Yah, aku juga suka, karema itulah aku selalu menyimpan beberapa di kulkasku, jadi bukankah itu pada dasarnya membuatku menjadi cewek SMA?

Membawa diriku kembali dari upayaku yang sia-sia untuk melarikan diri dari kenyataan, aku batuk, mencoba mengembalikan pikiranku ke jalur agar aku bisa memajukan pembicaraan.

“... Jadi, Presiden Tsukinomori. Siapa gadis ini…?"

"Oh? Kamu tidak ingat? Kamu dulu datang ke rumah kami dan bermain bersama sepanjang waktu. ”

"Bersama ... Eh?"

Setelah dia mengatakannya, entah kenapa aku merasa wajahnya tampak familier. Aku menatap wajahnya—

"Tunggu ... Mashiro ...?"

"Jangan pakai nama pemberian Mashiro. Dia akan kehilangan keilahiannya, "kata Mashiro.

Apa maksudmu 'keilahian?'

"Ini benar-benar Mashiro, ya ...? Kamu tumbuh menjadi gadis yang cantik hingga aku tak mengenalimu sama sekali. "

“……!”

Seperti namanya, kulitnya yang putih bersih bersinar dengan rona merah oranye. Dia menggigit sedotannya sedemikian rupa sehingga bentuk sedotan berubah dan menyedot jus tomat seperti vampir yang menyedot darah korbannya.

—Tsukinomori Mashiro.

Putri Oji-san…. Pada dasarnya, dia adalah sepupuku.  Sekitar sepuluh tahun yang lalu, kami akan mengunjungi mereka setiap bulan, dan aki sering bermain dengannya dan tiga kakak laki-lakinya. Karena kedua orang tua kami sibuk baru-baru ini, jadi makin sulit bagi kami untuk bertemu satu sama lain, dan kami telah benar-benar terpisah—

Aki mendengar rumor kalau dia bersekolah di sekolah wanita kaya terkenal ... jadi kukira itu benar.

Dengan aura saat ini, dia benar-benar terlihat seperti gadis kaya.

"Tapi kenapa Mashiro ada di sini?"

"Karena aku membawanya bersamaku. Meskipun dia tiba di sini saat aku melakukannya, dia ada di toilet sepanjang waktu. Gadis-gadis seusianya benar-benar mengalami kesulitan menstruasi dan hal-hal semacam itu. ”

"Ayah, jangan mengatakan sesuatu yang tidak perlu. Mashiro akan membunuhmu karena pelecehan seksual. "

"Ahh, kejam sekali ... Dia anak yang sangat dimanja saat dia masih muda. Inikah yang mereka sebut usianya yang memberontak ?! ”

"Itu tadi jelas-jelas salah, Ojii-san."

"Kamu benar."

“Tapi Aki yang terburuk; mengintip ke toilet seperti itu. Mati sana."

"Uuu ... Ini benar-benar sakit karena aku tidak bisa mengatakan apa-apa ..."

Aku benar-benar dibenci di sini ... Saat aku ingat hari-hari saat kami sedekat saudara, sikap dingin itu benar-benar mendalam. Terlebih lagi karena aki pantas mendapatkannya. Aki benar-benar ingin hubungan kami kembali seperti semula...

"Dan juga, Mashiro sejak awal tidak ingin datang ke sini ..."

"Jangan katakan itu, Mashiro. Ayahmu mengkhawatirkanmu dari lubuk hatinya, kamu tahu?”

"Mashiro tidak bisa mempercayai ayahnya yang melecehkan secara seksual."

"Uuumu, aku tidak bisa menentang itu. Sayangku."

Menanggapi jawaban tajam Mashiro, Oji-san hanya bisa menggosok kepalanya dengan ekspresi kesulitan. Sepertinya putrinya adalah orang yang memegang otoritas di sini. Itu jelas terlihat dari pemandangan di depanku.

“Yah, terserahlah. Pokoknya, ayo kita ke topik utama. "

"Ah, ya."

Mungkin berpikir kalau diskusi lagi akan membuang-buang waktu, Oji-san kembali menjadi ‘Presiden Tsukinomori. Menyadari itu, aku merasakan tubuhku penuh dengan ketegangan lagi, dan punggungku kembali tegak.

"Syarat agar aku mengambil tim 'aliansi lantai 5' di bawah Honey Play adalah—"

Saat mendengar kata 'syarat', aku bisa melihat bahu Mashiro berkedut.

Huh?  - Aku berpikir sendiri, tapi aku memutuskan untuk mengabaikannya dan fokus pada kata-kata Presiden berikutnya.

"—Sampai kelulusan, aku ingin kamu menjadi pacar palsu Mashiro."

Selama satu detik, aku tak bisa memahami apa yang baru saja dikatakan. Ungkapan rom-com yang khas ... apa itu hanya imajinasiku?

“…………”

“…………”

Dan ternyata, Mashiro juga tidak terpengaruh, karena kami berdua terdiam. Tapi semakin waktu bergerak maju, pikiranku semakin mampu memproses kata-katanya.

"Uhm ... kamu ingin aku jadi apa?"

"Pacar palsunya."

Sepertinya aku benar-benar tidak salah dengar.

... Eh? ... Ehhhhh?

"... Aku tidak mengerti. Apa kamu bodoh? Kenapa Mashiro harus mengalami penyiksaan seperti itu?" Kata Mashiro.

Ya, tepat sekali. Itu benar. Mashiro dengan sempurna mengatakan apa yang kupikirkan. Yah, aku tidak akan menyebutnya penyiksaan, tapi tetap saja.

Bang!

“BISAKAH KAMU BERHENTI BERSIKAP EGOIS SEPERTI ITU!!!"

Oji-san membanting meja dengan tangannya dan mendekat ke wajah Mashiro. Dia berbalik ke arah Mashiro, yang sudah mengalihkan pandangannya dengan jelas terlihat enggan di wajahnya, dan beranjak dari kursinya.

“Aku mengabulkan keinginanmu untuk pindah sekolah dari sekolah bergengsi itu ke sekolah umum campuran, meski itu menghancurkan hatiku, kamu tahu?! Apa benar-benar sulit untuk dipahami kalau aku ingin melindungimu dari monster-monster yang dipenuhi hasrat dengan memberikanmu pengawal?! ”

"... Meski begitu, memberi Mashiro pacar palsu itu tidak masuk akal. Dia sama sekali tidak menginginkan itu, "Mashiro menolak.

“Memberimu seorang pengawal yang asli akan terasa sangat tidak pada tempatnya, bukan begitu? Aku tidak bisa membiarkan anak perempuanku yang berharga dibully di sekolah karena kelalaianku! ”

"Cih," Mashiro mendecakkan lidahnya. "Dan bagaimana jika meninggalkannya sendirian?"

"Ini takkam terjadi."

Balasan instan.

"Dengar, Mashiro. Sekolah campuran itu berbahaya. Itu adalah lubang neraka yang dipenuhi dengan monster jahat, gila seks. Jika seorang gadis lugu dan kaya sepertimu masuk ke neraka semacam itu, kemurniannya akan diambil secara paksa darinya dalam hitungan bulan! ”

“Kamu pikir sekolah campuran itu daerah kumuh macam apa? Dan tunggu sebentar ... "

Aku memotong. "Boleh aku bertanya?"

"Menurut yang kamu katakan ... Mashiro akan masuk ke sekolahku, kan?"

"Ya, memang begitu, Akiteru-kun. Aku sudah menyiapkan semuanya, jadi mulai besok dan seterusnya, kamj dan Mashiro akan menjadi teman sekelas. "

“Kenapa tiba-tiba begitu? Maksudku, bagaimanapun sekolah Mashiro sebelumnya adalah akademi khusus perempuan yang sangat bergengsi."

Itu adalah universitas khusus perempuan dengan SMA yang tergabung. Ada kemungkinan yang sangat tinggi untuk melanjutkan ke universitas yang tergabung melalui yang disebut 'prinsip eskalator.' Jadi kenapa dia malah pindah ke SMA umum sepertiku?

"Begini, sebenarnya—" Oji-san memulai.

“B-Berhenti. Jangan beri tahu Aki tentang itu," Mashiro menarik lengan bajunya.

"Aku tak bisa melakukan itu, tahu. Karena aku meminta hal ini padanya, setidaknya dia harus memahami situasinya," jawab Oji-san.

Dia membuka mulutnya dan memasang ekspresi yang sulit. "Sebenarnya ... Mashiro tidak pergi ke sekolah hampir sepanjang waktu."

"Jadi dia membolos?" Tanyaku.

"………"

"Bisa dibilang begitu," Oji-san bergumam sambil melirik Mashiro, yang sedang menggigit bibirnya.

Mungkin ini adalah masa lalu yang dia tak mau aku ketahui.

"Walau akan jadi cerita yang panjang untuk menjelaskan alasannya—"

"Aku tidak butuh alasan," kataku, menyela Oji-san.

Saat dia mendengar itu, Mashiro mengangkat kepalanya karena terkejut. Dia menatapku dengan ekspresi bingung yang pada dasarnya berkata 'Kenapa kamu tidak bertanya?' Dan 'Kamu tidak akan mencampuri hal itu?'

"Sesuatu terjadi, dia berhenti sekolah, dan sekarang dia ingin berubah, jadi dia pindah sekolah. Itu semua informasi yang kubutuhkan. Aku tidak berencana ikut campur lagi. "

Aku seorang pria yang hidup dengan efisiensi. Jadi aku tidak akan menyelidikinya lebih dari yang seharusnya, dan aku juga tidak akan ikut campur. Mengulurkan tangan pada orang-orang yang berada dalam kesulitan bisa dilakukan tanpa harus mendengar alasannya.

"Aki ..."

"... Fufu, kata-katamu bagus sekali."

Mashiro menatapku dengan mata yang menunjukkan keterkejutannya.

Dan Oji-san tampak lega.

“Aku mengerti situasinya. Dan Oji-san juga khawatir ... Namun, walau kami bertindak sebagai pacar di luar, aku tidak bisa menjamin keamanannya di kelas."

"Tidak masalah. Punya pacar memberimu posisi teratas dalam susunan kelas. Aku sangat senang kalau dia bisa melewati sekolah campuran ini di puncak kasta! "

“Apa sesuatu terjadi saat kamu masih sekolah? Aku bisa merasakan kebencian dari ucapanmu."

"Tidak, aku begini sejak lahir," kata Oji-san.

Tidak mungkin.

Walaupun musim semi gelap gulita dari kehidupan Oji-san benar-benar menarik minatku, itu tidak masalah untuk saat ini.

"Jadi ini adalah syarat yang tidak bisa kutolak?"

"Ya, benar."

…Sial. Biasanya dia hanyalah orang dewasa yang suka melawak dan akan membuat syarat yang aneh, tapi aku benar-benar tidak bisa menolak jika dia mengatakannya dengan tatapan serius di matanya. Dan dia pasti punya alasan untuk mempercayakan Mashiro kepadaku. Mungkin itu berhubungan dengan alasan mengapa Mashiro mulai bolos sekolah—

Aku tidak akan ikut campur.

Aku tidak mencoba untuk memainkan peran orang baik di sini. Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk mewujudkan jalan yang kuinginkan bagi tim pembuat gameku.

"Aku paham. Aku menerima syaratnya. "

“……!”

Sisanya hanya perasaan Mashiro.

Mungkin itu karena dia tidak mengharapkan tanggapan itu, tapi matanya terbuka lebar, kemudian mengecil lagi karena dia sepertinya kehilangan dirinya dalam pikirannya. Sambil menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri dengan suara yang kecil sehingga aku tidak bisa mengerti kata-katanya, dia memelototiku.

"Kalau palsu ... maka Mashiro menerimanya. Meski itu tidak cocok dengannya, dia ingin pindah sekolah. Dan dia akan menepati janjinya, meski dia tidak menyukainya. "

Aku paham. Jadi Mashiro juga punya semacam kesepakatan dengan ayahnya. Sungguh, aku tidak menyangka kalau syarat untuk tawaranku adalah pacar palsu.

—Nah, karena Mashiro dan aku berada di posisi yang sama, kurasa tidak perlu menahan diri.

"Aku menantikannya, Mashiro."

"Jangan sok ramah dengan Mashiro, cowok toilet mesum. Itu hanya pacar palsu. Kita tidak perlu dekat. "

"... Yah, kurasa itu tidak masalah."

Mashiro mendorong tangan kananku saat aku mengulurkan tangan. Ini mungkin pertama kalinya aku pernah ditolak berjabat tangan biasa seperti ini. Padahal, mengingat apa yang kulakukan sekitar 30 menit sebelumnya, aku harusnya senang karena aku saat ini tidak di penjara, kurasa.

"Fufufu, aku senang melihat kalian seakrab ini. Sepertinya kita bisa menyelesaikan ini dengan benar~ ”

"Bagaimana kamu bisa salah mengartikan ini dengan berkata kalau kami akrab?"

"Setuju. Mata Ayah pasti sudah rusak. "


"Ha ha ha! Reaksimu sempurna! —Ahh, itu mengingatkanku, Akiteru-kun. "

"Apa?"

"Kamu tidak lebih dari pacar palsunya. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika kamu benar-benar meletakkan tanganmu pada Mashiro, kan? ”

Uwah, wajahnya menakutkan. Kalau kau benar-benar tidak mempercayaiku, maka jangan ajukan proposal itu lebih dulu! Walau itu tidak akan terjadi di kehidupan nyata, rom-com biasanya selalu sesuai dengan pengaturan kekasih palsu, kau tahu.

“Tidak perlu khawatir. Bagaimanapun juga Mashiro memberiku kesan kalau ia sangat membenciku. "

"…………… Hmph."

Mana mungkin hal-hal aneh akan terjadi jika dia membenciku seperti ini. Ini bukan rom-com, ini kenyataan.

"Kalau begitu, mohon bantuannya mulai besok dan seterusnya, Tuan Pacar Palsu ~"

"... Baiklah."

Dan begitulah, agar dipekerjakan di Honey Play, aku menjadi pacar palsu Mashiro.

*

「Bagaimana pendapatmu tentang pengaturan pacar palsu ini, Ozu?」

Itu jenis rom-com yang belum jelas. Sepenuhnya flag pacar. Pada awalnya, kau dibenci, tapi dia akan semakin tertarik padamu nantinya. 」

「Tapi bagaimana jika kita benar-benar berbicara tentang kenyataan dengan seorang gadis dingin seperti dia?」

「... Aku hanya bisa melihat masa depan mesra di toko untukmu.」

「Ehhh ...」

3 comments: