Return of the Former Hero Chapter 2 Bahasa Indonesia
Chapter 2: Mantan Pahlawan • Pertemuan Pertama
Aku mendarat tepat di tengah-tengah dataran.
Hanya angin sejuk yang bertiup tanpa ada tanda-tanda orang sejauh mata memandang.
Setelah formasi transfer dimulai dengan aman dan berfungsi dengan baik, tubuhku bisa merasakan kekuatan sihir besar yang tidak terasa sama sekali di bumi.
Mengumpulkan kekuatan sihir di tangan kananku, aku membayangkan api yang terbakar di telapak tanganku.
Dan kemudian, Pop, dan bola api kecil muncul.
Karena aku tidak berniat untuk membakar apapun , bola api itu padam dengan menghentikan pasokan sihirku.
"Ya!! Aku kembali!"
Menikmati perasaan benar-benar kembapi ke Andalugia dan sihir untuk pertama kalinya dalam 3 bulan, aku dengan kuat menggenggam kedua tanganku.
Bahkan jika aku menikmati kesenangan untuk jangka waktu tertentu, aku harus memikirkan masa depan.
Pertama, di mana ini?
Karena aku tidak menandai tempat tujuan dalam formasi transfer yang digambar, di mana aku tiba sepenuhnya bergantung pada keberuntungan.
Bahkan ada kemungkinan untuk muncul di sarang iblis, tepat di tengah lautan, di gunung bersalju di musim dingin yang dalam atau di tengah gunung berapi.
Karena itu, aku cukup beruntung berada di dataran di mana angin bertiup dengan tenang.
Walau akan lebih baik berada di tempat yang dekat dengan tempat tinggal manusia, tidak ada apa-apa di sekelilingku dalam kondisi saat ini.
Sebuah desa atau kota, aku harus mencari orang untuk memastikan lokasiku saat ini dan kemudian mendapatkan uang.
Karena modal untuk perjalanan ditanggung oleh kerajaan saat aku adalah seorang pahlawan, tidak perlu bagiku untuk mendapatkan penghasilan.
Namun, mengingat kalau Andalugia tanpa pengecualian dan mempunyai serikat petualang, kurasa uang akan terurus jika aku pergi ke sana.
Sambil melakukan hal itu dan mendapatkan uang, berpetualang, mengenal gadis-gadis, membuat harem.
Un Un, aku melihat harapan masa depanku.
"Yah, pokoknya ayo kita cari seseorang. Search."
Sihirku, sihir untuk merasakan medan dan orang-orang, dilepaskan dan aku bisa merasakan penurunan kekuatan sihir.
Itu mungkin untuk memahami daerah sekitar dengan perasaan yang mirip dengan fungsi peta petunjuk yang ditampilkan di sudut kanan atas layar di game.
Walau jarak pencarian berbeda-beda berdasarkan orangnya, dalam kasusku sebagai mantan pahlawan, aku dapat mencakup radius sekitar 5 km saat aku menggunakan semua kekuatanku.
Karena seorang penyihir kerajaan hanya bisa mencapai sekitar 500 meter, aku 10 kali lebih hebat dari itu.
Namun, tidak ada satu pun tanda orang di dalam jangkauan.
Karena aku sudah mempertimbangkan dipindahkan ke tempat tujuan tanpa orang, aku sudah memasukkan kantong tidur dan makanan yang diawetkan ke dalam ranselku.
Aku memutuskan untuk mencari seseorang sambil berkeliaran sebentar dan mulai berjalan ke arah yang sesuai.
—————-
Pada malam ke-3 di Andalugia,
Aku berkeliaran di hutan.
Jangankan menemukan orang, aku bahkan tidak bisa menemukan jalan raya.
Tanpa tujuan yang pasti, karena aku terus mengembara ke sana kemari, mungkin benar untuk berkata kalau itu wajar.
Dengan setengah hati, aku lelah berkeliaran sendirian tanpa tujuan tanpa seseorang untuk diajak bicara.
Aku mulai berpikir apakah aku harus terbang ke langit dengan sihir untuk mencari kota atau bemacamnya.
Aku tahu kalau akan cepat jika aku melakukannya sejak awal, tapi aku ingin menikmati hal-hal yang tidak berguna.
Yah, tapi aku malah capek.
Karena matahari sudah terbenam hari ini, besok, ayo kita lakukan saat matahari cerah.
Aku duduk dan melepaskan sihir untuk mencari yang kulakukan secara berkala sambil berpikir begitu.
"AH! Ada orang."
Sekitar 4 km dari sini, mungkin ke timur? Ada orang.
Jumlahnya sekitar 6 orang.
Itu mungkin rombongan pedagang?
Aki mulai berlari ke arah itu dengan penuh semangat.
—————-
"Berhenti! Siapa kau?"
Kalimat pertama diucapkan saat aku mendekati perkemahan rombongan pedagang (mungkin) ini.
Tuan Penjaga melakukan tugasnya dengan rajin, bukan?
"Oh, permisi. Aku hanya anak kecil yang tersesat.
Atau lebih tepatnya, bisakah kalian memberitahuku jalan ke kota terdekat? ”
Aku memulai pembicaraan sambil mengangkat kedua tangan ke atas kepalaku untuk menunjukkan tidak ada permusuhan.
“Anak tersesat ...? Di tempat seperti itu ...? "
"Dia cukup muda."
Dua penjaga bertanya dengan cara ini sambil mengangkat senjata di tangan mereka.
Ada keraguan tentang kemungkinan aku seoranh pencuri.
Omong-omong, bahasa yang kupakai saat ini adalah bahasa Jepang.
Karena aku yang berbicara dengan menggunakan sihir, pihak lain harusnya mendengarnya seolah-olah kami berbicara dalam bahasa yang bisa dimengerti.
Sebaliknya, aku mendengar kata-kata dari pihak lain dalam bahasa Jepang.
“Err, aku tidak bermaksud melakukan apa pun. Namun, bisakah kalian memberi tahuku arah dan jarak kota? "
"...... Kota Torres berjarak sekitar 2 hari di selatan."
Setelah khawatir sebentar, seorang penjaga memberi tahuku arah ke kota sambil menunjuk.
Kota Torres.
Aku tidak pernah mendengarnya.
"Aku paham. Terima kasih banyak."
Aku berterima kasih dan pergi.
Selama aku tahu jarak dan arah ke kota, tidak perlu untuk mendekat secara tidak masuk akal.
Kalau 2 hari dengan kereta, aku hampir tidak bisa tiba di sana besok malam.
Tapi, matahari sudah sepenuhnya terbenam.
Ayo kita tidur di tempat terbuka di sini hari ini.
Karena itu hanya akan membebani para penjaga dengan kecemasan yang tidak berguna jika aku berada di sini,
Aku memutuskan untuk beristirahat di suatu tempat sekitar 1 km dari rombongan pedagang.
Pada malam hari, makan makanan kaleng, membersihkan badanku dengan air dari sihir dan setelah mengeringkan pakaian dalam yang dicuci, aku sekarang memeriksa daerah terdekat dengan sihir pencarian saat aku bermaksud untuk tidur.
Aku terkejut.
Jumlah orang dari rombongan pedagang di utara menjadi tiga kali lipat.
Tidak, ini berbeda, itu tidak bertambah dengan pesat.
Melainkan, ini adalah serangan dari para pencuri.
Post a Comment